Entri Populer

Minggu, 08 Januari 2012

Hidup: Antara Kelelawar dan Hibernasi Beruang Kutub


Setiap orang pernah mengalami titik jenuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kegiatan yang monoton dan itu-itu saja menjadi alasan utama  mengapa seseseorang mangalami kejenuhan. Sehingga aktivitias utama yang seharusnya menjadi tujuan menjadi terlupakan. Atau mungkin ada kesibukan atau aktivitas lain yang membuat sesorang lebih memilih hal tersebut dibanding aktivitas utamanya.
Demikian pula hal yang saya alami. Tujuan utama menyelesaikan studi di Makassar beberapa bulan terakhir ini terhambat karena adanya aktivitas baru yang mungkin bagi saya awalnya menyenankan tetapi ternyata menjadi sebuah kebiasan buruk yang sangat sulit untuk diubah.
            Kisah  ini berawal dari kebiasaan teman-teman yang sering begadang hingga larut malam. Tapi perlu diketahui kegiatan begadang ini sangat bermanfaat karena saya begadang karena mendengarkan nasihat-nasihat dari ketua dewan pembina organisasi di mana saya bernaung. Karena kebiasaan tersebut maka aktivitas begadang seketika menjadi budaya saya dan teman-teman lain yang juga tinggal di asarama.
            Hal tersebut tentu bukan menjadi sebuah masalah karena pada saat itu aktivitas kuliah yang masih sangat padat menuntut saya tetap bisa bangun pagi untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus. Hari demi hari aktivitas tersebut saya lalui sampai suatu ketika karena  tuntutan untuk melanjutkan studi, maka ketua dewan pembina harus pergi untuk sementara sampai studinya selesai. Di sinilah awal munculnya masalah bagi saya. Aktivitas begadang yang awalnya berisi kegiatan belajar kini berganti dengan hal-hal yang tidak berguna. Mulai dari memetik senar gitar yang false sampai-sampai mengganggu telinga tetangga hingga memperdepatkan sesuatu yang semestinya tidak perlu untuk diperdebatkan, “carita sala” kalo orang bugis bilang.
            Dari waktu ke waktu, ternyata aktivitas begadang yang saya lakukan semakin meningkat. Kalau pada awalnya begadang hingga larut malam, sekarang meningkat sampai subuh hari. Kegiatan yang tak berguna pun semakin meningkat. Di antaranya bermain Domino, yang kata teman-teman bertujuan mengasah otak untuk lebih berfikir justru membuat saya lebih bingung. Semakin saya bermain semakin saya bingung bahkan untuk mengetahu dan menebak kartu yang teman saya miliki di akhir-akhir permainan saya harus terdiam dulu seolah-olah berfikir bahwa kartu apa yang harus saya berikan supaya teman saya dapat memengankan game..
            Diantara aktivitas malam yang sering saya lakukan muncul masalah lain di pagi hari dalam konteks “bangun”. Inilah hal yang paling sulit saya lakukan. Disamping karena begadang hingga larut subuh juga karena aktivitas perkuliahan dalam hal ini tatap muka di kampus semua sudah saya selesaikan hingga hal tersebut tidak mengganggu lagi dalam proses tidur saya.
            Pernah suatu ketika saya ingin mencoba menghilangkan kebiasaan buruk ini. Salah satu cara yang saya lakukan adalah mencoba untuk tidur cepat di malam hari. Tetapi semakin saya coba untuk tidur semakin membuat mata saya melek hingga mebuat rasa kantuk saya pergi jauh dan datang kembali ketika waktu subuh tiba. Pernah saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya akan terus seperti ini?. Kehidupan yang saya alami di malam hari saat ini tidak jauh beda yang dilakukan oleh kelelawar, beraktivitas di malam hari dan pagi hari seperti beruang kutub yang makan banyak untuk melakukan hibernasi atau tidur sepanjang tahun di musim dingin.
            Masalah ini sudah menjadi hal yang sangat kronis dan tidak boleh saya biarkan berlarut-larut. Dengan sisa semangat yang hampir redup berbagai usaha tetap akan saya lakukan untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut walupun dari hal yang sangat kecil. Membuat pikiran terbangun walaupun  jasad ini dalam keadaan tertidur. 

1 komentar:

  1. semangat brohter, segala sesuatu bila dijalani dengan tekun psti akan berbuah manis. jangan pernah berneti berusaha untuk suatu pikiran dan gagasan yang baru. Tanamlah gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, petiklah watak. Tanamlah watak, petiklah nasib. Dimulai dari gagasan yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berkali-kali akan menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada perubahan yang lebih baik.

    BalasHapus