Entri Populer
-
Setiap orang pernah mengalami titik jenuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kegiatan yang monoton dan itu-itu saja menjadi alasan ut...
-
Tepatnya di malam minggu ketika aku sedang jalan-jalan di salah satu sudut kota angin mammiri. Karena keasikan berjalan membuat perutk...
-
· PADA batas tertinggi pemahaman terhadap eksistensi Ilahiah, nalar akan berubah gamang kehilangan gravitasi dan distinasinya. Ba...
-
Terorisme by Muhammad Akil Musi on Nov.22, 2009, under Terorisme dalam sejarah manusia telah menjadi sebuah persoalan serius...
-
Pagi ini aku bangun telat. Telat lima menit dari hari-hari sebelumnya. Memang di hari-hari sebelumnya aku selalu bangun telat. Tapi pert...
-
Disuatu ketika saya naik metro. Diterminal Blok M semua penumpang turun. Kecuali saya yang masih sms-an dan salah seorang penumpang ...
-
KETIKA kehormatan bersumber dari atribut, maka distansi antara kemuliaaan dengan kehinaan, hanya terpisahkan oleh selapis tabir yang teramat...
-
Dia tetap saja duduk di depan kelas itu.. Terus memandangi laptopnya… Aku tak tau sampai kapan ia akan seperti itu.. Dia tetap s...
-
Aku harus menulis!!! walaupun hanya dapat tercipta satu huruf.
-
Limbong,,, berjalan naik turun melewati tangga… Ia lewat di lantai tiga tempat ku berada…. Ketika turun ia menyapa dengan senyuman, ...
Senin, 24 Oktober 2011
Mw jadi apa???
"wo... wo... wo... aseek...", teriakan itu terus terdengar keluar dari tiga mulut bocah yang duduk di depaku. satu memakai T-shirt berwarna merah dan dua lainnya memakai seragam sekolah yang belum sempat mereka ganti. hebat, mereka sedang memainkan game (kartu) online yang sedang trend saat ini. hanya, yang menjadi pertanyaan di benakku adalah mengapa anak yang belum cukup umur seperti mereka dapat dengan mudah memainkan permainan seperti itu??? apakah sekedar hiburan setelah mereka mangikuti penaknya pelajaran di sekolah??? atau memang mereka sudah menjadikan game tersebut sebagai sebuah hobi atau bahkan rutinitas keseharian??? yang membuat mereka lebih memilih memainkan game tesebut dibanding mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. inilah dampak penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi yang kebablasan. Mau jadi apa mereka??? budaya seperti itu hanya akan menciptakan generasi muda yang bermental "kartu" yang hanya menggantukan keberuntungan mereka dari kartu yang dikeluarkan oleh "bandar". kasihan mereka... hanya nasihat yang mampu aku berikan. setidaknya menjadi bahan pemikiran walaupun hanya sedikit mempengaruhi pola mikir mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar